Senin, 22 Februari 2010

Mencari Keadilan

Beberapa bulan lalu, saya sering mendengar berita di televisi tentang seorang ibu yang menyebarkan pendapatnya tentang sebuah rumah sakit, melalui email kepada sejumlah teman-temannya. Ya, perempuan itu bernama Prita Mulyasari. Prita mengutarakan pendapatnya mengenai RS Omni International kepada teman-temanya. RS Omni International yang mengetahui hal itu pun dengan segera menggugat Prita dengan tuduhan pencemaran nama baik. Setelah prita dibebaskan dan tidak menjadi tahanan kota, ia tetap harus membayar denda yang sangat besar. Apakah tindakan seperti itu pantas dilakukan di negara kita ini..????
Apakah setidaknya ini hanya masalah kecil yang seharusnya bisa diselesaikan dengan baik-baik dan tidak perlu dibawa ke meja hijau ??? Bahkan, tidak sedikit warga Indonesia yang memberikan atau menyumbang dana berupa koin untuk Prita. Acara itu dinamakan “Coin for Prita”. Dari sini, bisa disimpulkan Warga Negara Indonesia menyimpan perhatian kepada Prita dan semua korban ketidakadilan hukum.
Dan untunglah, RS Omni International dan Prita Mulyasari dapat berdamai walau kenyataannya, masalah-masalah yang serupa dengan Prita Mulyasari masih banyak beredar di negara ini.
Seperti pada beberapa bulan terakhir, terdapat lagi kasus serupa yang menimpa sepasang suami istri, yang sudah pantas disebut lansia. Hanya karena mengambil 3 buah kokoa untuk ditanam di kebun depan rumahnya, kakek dan nenek ini harus berhadapan dengan para hakim. Kakek dan nenek ini pun didenda kurang lebih Rp 21.000,00 Karena para hadirin merasa iba dengan penderitaan si kakek dan nenek ini, di ruang sidang pun para hadirin menyumbangkan sedikit uang yang ada di dompetnya itu.
Lagi-lagi, ada satu kisah ketidakadilan hukum di negara kita ini. Memang mencuri itu tidak baik, tetapi, apa salahnya sih berbagi bersama kepada yang kurang mampu…???
Dan yang baru-baru ini berita datang dari Surabaya. Seorang anak kecil, yang hanya bermaksud menaku-nakuti teman satu sekolahnya. dia sudah harus berada di pengadilan. Tempat yang tidak cocok dengan sifatnya yang masih lugu dan polos. Sungguh sangat tidak adil jika dia harus menjadi seorang tahanan.
Ya, ketidakadilan ini sangat bertolak belakang dengan berita yang akhir-akhir ini sedang booming. Yaitu, “penjara bintang lima” , begitu masyarakat sering menyaebut fasilitas itu.
Sebuah berita yang mencengangkan datang dari Lapas Cipinang, tempat Artalyta Suryani ditahan. Tetapi, ketika petugas memeriksa alangkah kagetnya ternyata, fasilitas di rumah tahanan itu bisa di samakan dengan sebuah hotel. AC, dokter kecantikan pribadi, tempat bermain anak, dan sebuah kamar tahanan yang luas dan hanya berpehuni 1 orang dan berbagai macam fasilitas lain terdapat di kamar tahanan Artalyta Suryani.
Berita itu pun dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Sungguh, sangat bertolak belakang dengan kisah-kisah ketidakadilan di seluruh penjuru tanah air.

Apakah ini yang dinamakan keadilan...??? Apakah keadilan itu hanya dimiliki orang yang mempunyai saku yang dalam..???

Semoga keadilan di negara ini pulih kembali. Dan semoga keadilan di negara ini dapat dimiliki oleh seluruh masyarakat dari segala kalangan.

By: Schar Gitoee